Sabtu
malam minggu tanggal 09 Januari 2009 (tiga minggu setelah kehilangan dompetnya
di bis) Romi tidak pergi kemana – mana. Setelah sholat isya ia hanya berjalan
keluar – masuk kekamar saja. Ia tampak sangat gelisah sekali.
Sesekali
Romi berdiri dihalaman asrama. Ia menengadah kelangit. Memandang bintang –
bintang yang bertebaran disegala penjuru langit. Namun keindahan bintang –
bintang itu tidak sanggup meredakan kegelisahannya. Sesekali ia meremas
jemarinya.
Tidak
lama kemudian Romi berjalan menuju ke tempat air pancuran. Ia mengambil air
wudlu. Selesai berwudlu ia masuk kedalam masjid. Sebelum duduk ia mendirikan
sholat tahiyatul masjid dua roka’at lantas membaca Al – Qur’an.
Setengah
jam kemudian ia mengakhiri membaca Al – Qur’an. Ia menutup Al – Qur’an itu dan
mengembalikannya ketempat semula. Lantas ia berjalan menuju asrama dan masuk
kedalam kamarnya.
“Maaf
ustadz ! Bolehkah aku bertanya ?” Tanya Syukur kepada Romi.
“Boleh
saja. Bertanya tentang apa ?” Jawab Romi.
“Aku
lihat sejak beberapa minggu ini ustadz tampak gelisah sekali. Tapi malam ini
mungkin puncak kegelisahan yang ustadz alami. Apa benar begitu ustadz ?”
“Betul.
Aku sedang gelisah. Tapi aku juga sedang senang.”
“Aneh
kedengarannya. Susah kok senang. Senang kok susah. Apa maksdunya ?”
“Susah
karena KTP, kartu OSIS dan kartu santriku hilang sejak tiga minggu yang lewat.
Senangnya adalah ustadz Toha yang sedang belajar di Al – Azhar Mesir akan
mentransfer uang untukku. Tapi susahnya lagi aku harus membuka rekening. Aku
berjanji kepadanya bahwa besuk hari Senin aku sudah membuka rekening itu. Persyaratan membuka rekening itu adalah KTP.
Padahal KTPku sampai sekarang belum ketemu. Mau membuat KTP baru juga lama.”
“Aneh
kedengarannya. Mahasiswa di Al – Azhar Kairo itu butuh banyak uang. Tapi
mengapa mau mengirim uang ke ustadz yang ada di Indonesia. Benar – benar aneh
ustadz. Bagaimana bisa begitu ustadz ?”
“Itulah
namanya keajaiban dunia. Uang dari sini dikirim kesana. Sementara uang dari
sana dikirim kesini. Itu semua karena keadilan Alloh. Itulah rahasia Alloh.
Memang kalau Alloh yang berkehendak tidak ada yang aneh. Bukankah kalau Alloh
berkehndak DIA hanya berfirman “KUN” jadilah kamu. Maka sesuatu akan
jadi.”
“Betul
demikian ustadz. Tapi kalau boleh tahu bagaimana ceritanya ustadz mau dikirimi
uang dari sana ?”
“Penasaran
juga ya kamu ?”
“Betul
ustadz. Aku sangat penasaran.”
“Ceritanya begini. Beberapa bulan yang lewat
Ustadz Toha kenal dengan gadis asli Mesir. Entah bagaimana ceritanya ia bisa
kenal dengan gadis itu. Gadis itu cerita kepada Ustadz Toha bahwa ayahnya sakit
tidak sembuh – sembuh. Padahal sudah diobatkan ke berbagai dokter dan ke
pengobatan alternative. Tiba – tiba gadis itu meminta Ustadz Toha untuk datang kerumahnya untuk menengok
ayahnya. Kalau bisa untuk mengobati ayahnya yang sakit itu. Kita tahu bahwa
Ustadz Toha ketika di Indonesiapun suka mengobat. Maka ketika itu ia mencoba
datang kerumah gadis tersebut. Sampai dirumah gadis itu ia mencoba untuk mengobatinya.
Setelah diobati dengan doa – doa besuk paginya ayah gadis tersebut sakitnya
semakin ringan. Dan setiap kali Ustadz Toha datang mengobati sakit ayahnya
berkurang. Maka Ustadz Toha diminta datang dan mengobatinya setiap tiga hari
sekali. Setelah selama enam bulan diobatinya ayah gadis itu sembuh total. Karena gembiranya maka keluarga gadis
tersebut memberikan hadiah sebuah mobil. Tapi Ustadz Toha tidak mau diberi
hadiah mobil. Lantas keluarga gadis itu memberikan hadiah uang senilai 75 juta.
Saat awal Ustadz Toha mau mengobati ayah gadis tersebut ia meminta bantuanku.
Bantuan doa pula dari sini. Kalau ia sembuh dan diberi hadiah oleh keluar si
sakit Ustadz Toha berjanji akan memberi hadiah pula kepadaku. Kemarin Ustadz Toha tilpun akan mengirimkan
uang tujuh setengah juta untukku sebagai hadiah. Begitulah ceritanya.”
“Ooo….
Ceritanya bagus juga ya. Suatu ketika aku kepingin juga pergi ke Mesir dan
belajar disana kalau bagitu. Siapa tahu bisa juga seperti Ustadz Toha.”
“Semua
orang mempunyai kesempatan yang sama. Kamupun ada kesempatan untuk berhasil
seperti Ustadz Toha. Hanya bagaimana cara meraih dan menggunakan kesempatan
yang ada.”
Syukur
diam sebentar. Sudah lama ia ingin bisa berbincang – bincang dengan Ustadz Romi.
Ia ingin menyampaikan tentang bibinya yang telah menemukan dompetnya. Yang
didalam dompet itu ada KTP, kartu anggota OSIS, dan kartu santri milik ustadnya
itu. Tiba – tiba ia ingin menggunakan kesempatan yang tepat. Ia tidak ingin
melepaskan kesempatan yang benar – benar tepat itu. Sekaligus ia ingin jadi
pahlawan bagi ustazdnya tersebut.
“Kenapa
diam ?” Tanya Romi.
“Seumpama
ada seseorang yang menemukan dompet ustadz, dan kemudian memberikan kepada
ustadz apa yang akan ustadz lakukan ?” Tiba – tiba Syukur mneyeletuk.
“Aku
akan memberikan hadiah kepadanya. Dan tentu aku akan menyampaikan rasa terima
kasih yang sedalam – dalamnya juga. Kalau mungkin orang tersebut akan aku
jadikan saudaraku.”
“Sekalipun
orang tersebut pernah menyakiti ustadz ? Apakah ustadz akan tetap memperlakukan
semacam itu ?”
Romi
diam sejenak. Pertanyaan Syukur terasa lain. Getaran hatinya menemukan jawaban.
Filingnya mengatakan bahwa Syukur mengetahui orang yang menemukan dompetnya.
“Hemmm
…. Kenapa kamu bertanya beagitu ? Apakah kamu telah mengetahui orang yang
menemukan dompetku ?”
Syukur
tidak menjawab pertanyan ustadznya itu. Ia hanya menundukkan kepalanya. Jari
telunjuknya menulis diatas lantai. Ia berat untuk mengungkapkan apa yang
sebenarnya telah diketahui.
“Kenapa
diam saja ? Apakah kamu mengetahui orang yang menemukannya ?”
“Betul
ustadz. Aku tahu orang yang telah menemukan dompet milik ustadz.” Jawab Syukur
dengan suara terbata – bata.
______________________
Insyaalloh bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setelah membaca lebih baik memberikan komentar......!!!