1. Kota Kelahiran Dan Nasabnya
Imam Syafii dilahirkan dighaza, palestina, tahun 150 (767 M). ibu
beliau membawanya kemakkah ketika berumur 10 tahun. Nama Imam Syafii
adalah Abu Abdullah Muhammad Bin Iddris Bin Abbas Bin Utsman Bin Syafii
Bin Saib Bin Ubaid Bin Abdul Yazid Bin Hasyim Bin Muthalib Bin Abdi
Manaf. Beliau berasal dari banmgsa arab suku Qurays. Ibu Imam Syafii
adalah wanita dari Azad bukan dari qurays, beliau bernama Fatimah Binti
Abdullah Al Azadiyah.
Imam Syafii hidup dalam kemiskinan sehingga ketika menuntut ilmu beliau terpaksa mengumpulkan potongan-potongan keramik, kulit, pelepah korma dan tulang-tulang unta untuk menulis.
Imam Syafii adalah imam ketiga dari empat imam madzhab menurut urutan kelahirannya. Dia adalah “Nashirul Hadits”, pembela hadits dan “Mujaddid”, pembaharu abad kedua hijriyah. Imam Ahmad berkata, “Diriwayatkan dari Nabi saw bahwa setiap seratus tahun Allah mengutus pada umat ini seseorang yang memperbaharui urusan agama. Terbukti Umar Bin Abdul Aziz pada abad pertama, dan aku berharap Syafii menjadi mujaddid diabad yang lain.
1. Di Makkah; Muslim Bin Khalid Az Zanji, Sufyan Bin Uyainah, Sa’id Bin Salim Al Daddah, Dawud Bin Abdurrahman Al Athar, Dan Abdul Hamid Bin Abdul Aziz Bin Abi Dawud.
2. Di Madinah; Imam Malik Bin Anas, Ibrahim Bin Saad Al Anshary, Abdul Aziz Bin Muhammad Al Darawardi, Ibrahi Bin Yahya Al Asami, Muhammad Bin Said Bin Abi Fudaik Dan Abdullah Bin Nafi’ Al Shani.
3. Di Yaman; Muttharrif Bin Mazin, Hisyam Bin Yusuf, Hakim Shan’a, Umar Bin Abi Maslamah Al Auza’i Dan Yahya Hasan.
4. Di Irak; Muhammad Bin Al Hasan, Waki’ Bin Jarrah Al Kufi, Abu Usamah Hammad Bin Usamahal Kufi, Ismail Bin Athiyah Al Bashry Dan Abdul Wahhab Bin Abdul Majid Al Bashri.
1. Di Makkah; Abu Bakar Al Humaidi, Ibrahim Bin Muhammad Al Abbas, Abu Bakar Muhammad Bin Idris Dan Musa Bin Abi Al Jarrud.
2. Di Baghdad; Al Hasan Al Shabah Al Za’farani, Al Husain Bin Ali Al Bashri,
3. Di Mesir; Harmalah Bin Yahya, Yusuf Bin Yahya Al Buwaili, Ismail Bin Yahya Al Muzani, Muhammad Bin Abdullah Bin Abdul Hakam Dan Ar Rabi’ Bin Sulaiman Al Jiizi.
4. Murid Imam Syafii yang paling brilian adalah Imam Ahmad Bin Hanbal
Imam Syafii tinggal dimakkah selama 9 tahun, beliau mampu mendalami pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan al quran, sunnah, ijtihad, dasar pengambilan hukum, serta qawaid al kulliyah dan kaidah umum fikih.
Pada tahun 195 H, ia kembali dari makkah lalu menuju baghdad. Kemudian imam syafii mengarang kitab “ar risalah” yang menjadi dasar ilmu ushul fikih.Dan imam syafii kembali meneruskan mengarang kitab ar risalah setelah pergi kemesir pada tahun 200 H.
Beliau tinggal dimesir selama 4 tahun lebih dan telah mengarang beberapa kitab. Beliau meletakkan madzhabnya yang baru (qaul al jadid) yang berlaku dimesir karena adanya kondisi dan adat disana serta mengarang kitab Al Umm.
Karakteristik fikih dan pengetahuan syafii yang menonjol ialah bahwa beliau telah meletakkan kaidah-kaidah ilmu ushul fikih. Karena itu, Fakhruddin Ar Razi berkata, “Saya tahu bahwa Imam Syafii identik dengan ilmu ushul fikih. Sebagaimana Aristoteles identik dengan ilmu logika dan Khalil Bin Ahmad identik dengan ilmu arrudh (ilmu tentang timbangan syair).
Al Muzani berkata, “saya telah membaca kitab Ar Risalah sebanyak 500 kali.” Katanya juga, saya mendalami kitab ar risalah selama 50 tahun setiap yang aku pelajari selama itu selalu memberikan pelajaran baru yang belum aku ketahui.
Diantara kitabnya yang terkenal adalah Al Umm. Ketika beliau di Irak beliau juga mengarang kitab Al Qadim yang bernama Al Hujjah. Ini diceritakan oleh 4 ulama besar yaitu; Imam Ahmad Bin Hanbal, Ibnu Tsaur, Al Za’farani Dan Al Karabisi.
Kitab Imam Syafii yang lain adalah Al Washaya Al Kabirah, Ikhtilaf Ahli Itak, Wasyiyah As Syafii, Jami’ul Ilmi, Ibthalu Istihsan, Jami’ul Muzani Al Kabir, Jamiul Muzani Ash Shaghir, L Amali, Mukhtashar Ar Rabi’ Wal Buwaity, Al Imla’ dan sebagainya. Sebagian kitab yang lain beliau mendiktikan kepada orang lain.
2. Ilmu utu lebih utama dari pada shalat sunnah
3. Persaudaraan sejati adalah yang menerima kekurangan saudaranya, menutupi kelemahannya dan memaafkan kesalahannya.
4. Siapa yang ingin menggapai dunia maka gapailah dengan ilmu, siapa yang ingin menggapai akhirat maka gapailah juga dengan ilmu
5. Belumlah lengkap, jika seseorang mencari ilmu tidak mengalami kefakiran. Sungguh saya sendiri susah mencari kertas.
6. Kelemahan ulama adalah kurang berusaha. Kelemahan orang bodoh adalah tidak mau bersusah payah.
7. Kewibawaan seseorang terletak pada kesungguhannya
Ketika hatiku keras dan madzhab (jalan-jalan) ku terus sempit
Aku jadikan harapan maafMu sebagai penyerahan
Dosa-dosaku amatlah besar, tetapi jika aku bandingkan dengan maafMu, ya Tuhanku kemaafanMulah yang lebih besar
Engkau zat maha pengampun yang selalu memaafkan
Engkau maha mulia mengampuni dengan rahmat dan kemulianMu
Jika engkau tidak izinkan, iblis tidak akan mampu menggada hamba
Bagaimanakah hambaMu yang suci bernama adam dapat tergoda?
2. Ahmad Bin Hanbal, “Imam Syafii adalah filusuf dalam 4 hal; bahasa, perbedaan manusia, spiritual, dan fikih.”
3. Sufyan Atsaury berkata, “Imam Syafii adalah paling utama dizamannya.”
4. Yahya Bin Said Al Qatthan berkata, “Saya tak pernah melihat orang yang lebih pandai dan ahli dalam fikih selain dia.”
5. Ibnu Uyainah ketika ditanya tentang tafsir dan mintai fatwanya, maka ia berkata, “Kalian tanyakan kepada Imam Syafii.”
Beliau cepat berkonsentrasi, kuat ingatan, tajam pikiran, luas akalnya. Basyir al murisy berkata, “Orang ini akalnya setengah dari akal penduduk dunia”. Beliau berpaling dari mendalami masalah-masalah kulliyah (umum) lebih besar daripada masalah-masalah juziyah (parsial).
Imam syafii sangat tekun beribadah dan tahajjud dan cukuplah menjadi bukti bahwa kita mengetahui beliau membagi malamnya dengan 3 bagian. Sepertiga untuk menulis, sepertiga untuk shalat dan tahajjud dan yang sepertiganya lagi untuk tidur.
Hal ini didengar oleh gubernur mesir (as sirri bin al hakam al balkhi). Ia memerintahkan untuk memukuli fityan dan mencelanya. Namun sebagian orang bodoh fanatik terhadap fityan, lalu mereka menghadiri majlis imam syafii dan kemudian memukulinya hingga beliau sakit dan mengakibatkan beliau wafat. Sebab lain adalah imam syafii menderita sakit wasir yang berulang kali dan mengakibatkan seringnya keluar darah sehingga beliau meninggal dunia.
Beliau wafat dimesir pada kamis malam setelah shalat maghrib diakhir bulan rajab tahun 204 H. beliau berumur 54 tahun dan beliau wafat disamping abdullah bin al hakam, seperti yang pernah beliau wasiatkan. Beliau dimakamkan pada hari jumat.
Imam Syafii hidup dalam kemiskinan sehingga ketika menuntut ilmu beliau terpaksa mengumpulkan potongan-potongan keramik, kulit, pelepah korma dan tulang-tulang unta untuk menulis.
Imam Syafii adalah imam ketiga dari empat imam madzhab menurut urutan kelahirannya. Dia adalah “Nashirul Hadits”, pembela hadits dan “Mujaddid”, pembaharu abad kedua hijriyah. Imam Ahmad berkata, “Diriwayatkan dari Nabi saw bahwa setiap seratus tahun Allah mengutus pada umat ini seseorang yang memperbaharui urusan agama. Terbukti Umar Bin Abdul Aziz pada abad pertama, dan aku berharap Syafii menjadi mujaddid diabad yang lain.
- Pertumbuhan Dan Perkembangan Dalam Menuntut Ilmu
- Pekerjaan Imam Syafii
- Guru-guru Imam Syafii
1. Di Makkah; Muslim Bin Khalid Az Zanji, Sufyan Bin Uyainah, Sa’id Bin Salim Al Daddah, Dawud Bin Abdurrahman Al Athar, Dan Abdul Hamid Bin Abdul Aziz Bin Abi Dawud.
2. Di Madinah; Imam Malik Bin Anas, Ibrahim Bin Saad Al Anshary, Abdul Aziz Bin Muhammad Al Darawardi, Ibrahi Bin Yahya Al Asami, Muhammad Bin Said Bin Abi Fudaik Dan Abdullah Bin Nafi’ Al Shani.
3. Di Yaman; Muttharrif Bin Mazin, Hisyam Bin Yusuf, Hakim Shan’a, Umar Bin Abi Maslamah Al Auza’i Dan Yahya Hasan.
4. Di Irak; Muhammad Bin Al Hasan, Waki’ Bin Jarrah Al Kufi, Abu Usamah Hammad Bin Usamahal Kufi, Ismail Bin Athiyah Al Bashry Dan Abdul Wahhab Bin Abdul Majid Al Bashri.
- Murid-murid Imam Syafii
1. Di Makkah; Abu Bakar Al Humaidi, Ibrahim Bin Muhammad Al Abbas, Abu Bakar Muhammad Bin Idris Dan Musa Bin Abi Al Jarrud.
2. Di Baghdad; Al Hasan Al Shabah Al Za’farani, Al Husain Bin Ali Al Bashri,
3. Di Mesir; Harmalah Bin Yahya, Yusuf Bin Yahya Al Buwaili, Ismail Bin Yahya Al Muzani, Muhammad Bin Abdullah Bin Abdul Hakam Dan Ar Rabi’ Bin Sulaiman Al Jiizi.
4. Murid Imam Syafii yang paling brilian adalah Imam Ahmad Bin Hanbal
Imam Syafii tinggal dimakkah selama 9 tahun, beliau mampu mendalami pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan al quran, sunnah, ijtihad, dasar pengambilan hukum, serta qawaid al kulliyah dan kaidah umum fikih.
Pada tahun 195 H, ia kembali dari makkah lalu menuju baghdad. Kemudian imam syafii mengarang kitab “ar risalah” yang menjadi dasar ilmu ushul fikih.Dan imam syafii kembali meneruskan mengarang kitab ar risalah setelah pergi kemesir pada tahun 200 H.
Beliau tinggal dimesir selama 4 tahun lebih dan telah mengarang beberapa kitab. Beliau meletakkan madzhabnya yang baru (qaul al jadid) yang berlaku dimesir karena adanya kondisi dan adat disana serta mengarang kitab Al Umm.
- Fikih Syafii
Karakteristik fikih dan pengetahuan syafii yang menonjol ialah bahwa beliau telah meletakkan kaidah-kaidah ilmu ushul fikih. Karena itu, Fakhruddin Ar Razi berkata, “Saya tahu bahwa Imam Syafii identik dengan ilmu ushul fikih. Sebagaimana Aristoteles identik dengan ilmu logika dan Khalil Bin Ahmad identik dengan ilmu arrudh (ilmu tentang timbangan syair).
- Kitab-kitab Imam Syafii
Al Muzani berkata, “saya telah membaca kitab Ar Risalah sebanyak 500 kali.” Katanya juga, saya mendalami kitab ar risalah selama 50 tahun setiap yang aku pelajari selama itu selalu memberikan pelajaran baru yang belum aku ketahui.
Diantara kitabnya yang terkenal adalah Al Umm. Ketika beliau di Irak beliau juga mengarang kitab Al Qadim yang bernama Al Hujjah. Ini diceritakan oleh 4 ulama besar yaitu; Imam Ahmad Bin Hanbal, Ibnu Tsaur, Al Za’farani Dan Al Karabisi.
Kitab Imam Syafii yang lain adalah Al Washaya Al Kabirah, Ikhtilaf Ahli Itak, Wasyiyah As Syafii, Jami’ul Ilmi, Ibthalu Istihsan, Jami’ul Muzani Al Kabir, Jamiul Muzani Ash Shaghir, L Amali, Mukhtashar Ar Rabi’ Wal Buwaity, Al Imla’ dan sebagainya. Sebagian kitab yang lain beliau mendiktikan kepada orang lain.
- Nasehat Imam Syafii
2. Ilmu utu lebih utama dari pada shalat sunnah
3. Persaudaraan sejati adalah yang menerima kekurangan saudaranya, menutupi kelemahannya dan memaafkan kesalahannya.
4. Siapa yang ingin menggapai dunia maka gapailah dengan ilmu, siapa yang ingin menggapai akhirat maka gapailah juga dengan ilmu
5. Belumlah lengkap, jika seseorang mencari ilmu tidak mengalami kefakiran. Sungguh saya sendiri susah mencari kertas.
6. Kelemahan ulama adalah kurang berusaha. Kelemahan orang bodoh adalah tidak mau bersusah payah.
7. Kewibawaan seseorang terletak pada kesungguhannya
- Imam Syafii Dan Bahasa Arab
- Syair-syair Imam Syafii
Ketika hatiku keras dan madzhab (jalan-jalan) ku terus sempit
Aku jadikan harapan maafMu sebagai penyerahan
Dosa-dosaku amatlah besar, tetapi jika aku bandingkan dengan maafMu, ya Tuhanku kemaafanMulah yang lebih besar
Engkau zat maha pengampun yang selalu memaafkan
Engkau maha mulia mengampuni dengan rahmat dan kemulianMu
Jika engkau tidak izinkan, iblis tidak akan mampu menggada hamba
Bagaimanakah hambaMu yang suci bernama adam dapat tergoda?
- Pandangan Politik Imam Syafii
- Komentar Ulama Salaf Terhadap Imam Syafii
2. Ahmad Bin Hanbal, “Imam Syafii adalah filusuf dalam 4 hal; bahasa, perbedaan manusia, spiritual, dan fikih.”
3. Sufyan Atsaury berkata, “Imam Syafii adalah paling utama dizamannya.”
4. Yahya Bin Said Al Qatthan berkata, “Saya tak pernah melihat orang yang lebih pandai dan ahli dalam fikih selain dia.”
5. Ibnu Uyainah ketika ditanya tentang tafsir dan mintai fatwanya, maka ia berkata, “Kalian tanyakan kepada Imam Syafii.”
- Kritikan Imam Syafii
- Kepribadian Imam Syafii
Beliau cepat berkonsentrasi, kuat ingatan, tajam pikiran, luas akalnya. Basyir al murisy berkata, “Orang ini akalnya setengah dari akal penduduk dunia”. Beliau berpaling dari mendalami masalah-masalah kulliyah (umum) lebih besar daripada masalah-masalah juziyah (parsial).
- Kedermawanan Imam Syafii
Imam syafii sangat tekun beribadah dan tahajjud dan cukuplah menjadi bukti bahwa kita mengetahui beliau membagi malamnya dengan 3 bagian. Sepertiga untuk menulis, sepertiga untuk shalat dan tahajjud dan yang sepertiganya lagi untuk tidur.
- Sakit Dan Wafatnya Imam Syafii
Hal ini didengar oleh gubernur mesir (as sirri bin al hakam al balkhi). Ia memerintahkan untuk memukuli fityan dan mencelanya. Namun sebagian orang bodoh fanatik terhadap fityan, lalu mereka menghadiri majlis imam syafii dan kemudian memukulinya hingga beliau sakit dan mengakibatkan beliau wafat. Sebab lain adalah imam syafii menderita sakit wasir yang berulang kali dan mengakibatkan seringnya keluar darah sehingga beliau meninggal dunia.
Beliau wafat dimesir pada kamis malam setelah shalat maghrib diakhir bulan rajab tahun 204 H. beliau berumur 54 tahun dan beliau wafat disamping abdullah bin al hakam, seperti yang pernah beliau wasiatkan. Beliau dimakamkan pada hari jumat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setelah membaca lebih baik memberikan komentar......!!!