"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang "
“Untuk
apa mama ? Mama mau sarapan dengan tiga bungkus roti itu ? Sebungkus saja mama
tidak akan habis. Beratus sisir mama isinya.”
“Tidak
usah banyak tanya ini sudah siang Sis !”
Siska
mengambilkan tiga bungkus roti dan tas kresek yang diminta mamanya. Kemudian
menyerahkan tiga bungkus roti itu kepada mamanya. Setelah itu Siska kembali
duduk diluar. Sesekali ia melirik Romi yang penyot dan Rofiq yang tampan.
“Ini
nak tasnya ! Mohon maaf nak kalau semalam tasnya aku suruh meninggalkan disini.
Aku hanya takut terhadap orang – orang
yang tidak bertanggung jawab. Dulu sering terjadi semacam itu nak.
Berlagak tidak punya uang mereka minta diberi pinjaman. Katanya mau kembali
besuknya untuk membayar hutang makannya. Tahunya sampai sekarang tidak pernah
kembali lagi.” Hajjah Aminah menyerahkan tas Romi dan memberikan tiga bungkus
roti juga.
“Ooo
…. Begitu. Tidak apa bu. Kalau tasku tidak menginap disini aku tidak akan
kembali kesini. Seharusnya akulah yang minta maaf. Karena berani makan nasi
diwarung ibu tanpa membawa uang sepeserpun.” Romi menimpali.
Sebelum
pergi Romi mengamati tas kresek hitam. Ia membuka tas kresek hitam itu. Melihat
apa yang ada didalamnya. Beberapa saat kemudian ia tahu bahwa isi tas kresek
hitam itu adalah tiga bungkus roti.
“Hemmm
… Terima kasih oleh – olehnya. Nanti bisa untuk adik – adik kami dirumah.
Sebagai tanda terima kasihku maka ijinkan aku sedikir memberikan tali asih
kepada putri ibu. Untuk sekedar beli
jajan besuk pagi disekolahnya.” Romi menimpali Hajjah Aminah.
Romi
merogoh sakunya. Ia mengambil uang dari sakunya. Lantas memberikan uang itu
kepada Siska.
“Maaf
mbak ! Ini sedikit uang untuk rasa terima kasihku atas dirawatnya tas jelekku
disini. Ambil saja bisa hanya sekedar untuk jajan disekolah besuk pagi.” Kata
Romi kepada Siska.
“Berikan
saja uang itu kepada mamaku. Beliau yang merawat tas itu, bukan aku. Maka yang
berhak menerimanya adalah mamaku.” Tolak Siska dengan mencibir.
Siska
tidak mau menerima uang pemberian Romi itu. Ia tidak simpati terhadap Romi yang
wajahnya bengkak – bengkak itu. Hatinya bergumam “Hemmm … mengapa kamu
memberikan uang kepadaku ? Apa kamu suka sama aku ? Walaupun kamu suka aku dan memberi
uang kepadaku aku tidak akan suka kepadamu. Kenapa bukan pemuda yang tampan itu
yang memberikan uang kepadaku ? Kalau pemuda yang satu itu tanpa memeberikan
uang sepeserpun aku suka juga.”
Romi
sangat malu terhadap penolakan Siska itu. Mukanya yang bengkak dan jelek
bagaikan dikupas saja. Rasa hatinya pedih. Ia salah tingkah. Tetapi ia
memaklumi terhadap penolakan Siska itu. Ia merasa salah. Karena belum kenal
sama sekali berani memberikan uang kepadanya. Dan perbuatan dirinya memberikan
uang uang itu memang kurang pas, kurang layak. Karena tindakan memberikan uang
itu bisa diartikan negative. Baik oleh
Siska maupun orang lain. Dan bisa menimbulkan fitnah. Begitu pikir Romi.
“Oh,
maaf kalau begitu ! Aku salah alamat. Terima kasih atas sarannya mbak.” Kata
Romi kepada Siska.
Siska
tidak merespon kata – kata Romi itu. Bahkan ia membuang mukanya. Kemudian ia
berdiri dan masuk kedalam dapur. Tampak sekali Siska menghindari Romi.
“Maafkan
nak putriku, Siska ! Sifatnya memang semacam itu ! Siska lagi ada masalah. Jadi
mudah tersinggung.”
“Tidak
apa – apa. Aku memaklumi. Akulah yang harus minta maaf kepada Siska. Karena aku
sudah bertindak terlalu ceroboh. Kalau begitu ini uangnya untuk tiga bungkus
roti yang aku bawa ini. Oke kalau begitu kami pamit duluan.” Romi menyerahkan uangnya kepada Hajjah
Aminah.
“Tidak.
Tidak nak. Aku tidak mau menerima uang itu. Roti itu memang sengaja aku berikan
sebagai oleh – oleh untuk adik – adikmu yang ada dirumah. Aku bersyukur bisa
berkenalan denganmu nak. Ternyata kamu adalah orang yang tulus dan baik. Tidak
seprti orang – orang yang aku jumpai sebelumnya. Sekarang akupun tahu bahwa
kamu bukan pemuda seperti pemuda – pemuda sebayamu. Dengan kamu kembali kesini
untuk membayar hutang dan dandanan semacam itu naluriku mengatakan bahwa kamu
bukan sembarang pemuda.” Puji Hajjah Aminah.
“Ah
jangan terlalu menyanjung ! Jangan terlena dengan hanya sekedar dandanan !
Semua orang bisa memakai pakaian yang macam apa saja. Tapi yang perlu diingat
Alloh tidak melihat wajah seseorang, tidak melihat suara seseorang, tidak
melihat pakaian, tetapi Alloh melihat
hati seseorang. Walaupun aku mempunyai pakaian semacam ini jangan lantas ibu
menganggapku pemuda yang alim. Bisa juga aku pemuda yang sebaliknya.” Sanggah
Romi.
“Kamu
boleh bilang semacam itu nak. Tapi hatiku mengatakan bahwa kamu adalah pemuda
yang baik. Kamu santri disebuah pesantren terkenal di Sarang kan ? Biasanya
santri itu lain dibanding dengan yang bukan santri.”
“Sudahlah
bu, uang ini aku tinggal disini. Uang ini aku sedekahkan saja. Kalau ibu tidak
mau menerima silahkan diberikan kepada siapa saja. Boleh juga diberikan kepada
pengemis. Sekarang juga aku pamit bu. Wassalamu’alaikum.”
“Sebentar…
Sebentar ! Mana alamatmu nak ? Suatu ketika aku ingin berkunjung kerumahmu
nak.” Pinta Hajjah Aminah.
“Insyaalloh
besuk – besuk aku masih kesini lagi bu. Aku sering pergi ke Tuban kok. Maaf aku
tergesa – gesa !”
“Ya
sudah. Hati – hati ya ?”
Rofiq
segera menstart mobilnya. Kemudian ia memacu mobilnya kearah barat. Arah
Kecamatan Tambak Boyo.
“Romi
! Gadis tadi cantik ya ? Tapi sayang ia sangat sombong. Ketika kamu memberikan
uang kepadanya ia mencibirmu. Ia membuang pandangannya. Kemudian ia pergi menghindarimu.
Bagaimana perasaanmu ?” Tanya Rofiq kepada Romi.
“Betul
cantik. Menurutku ia tidak sombong. Hanya karena ia punya masalah maka ia mudah
tersinggung. Insyaalloh lain kali aku akan pergi kesana lagi. Karena penjual
nasi itu terlalu baik sifatnya. Tapi aku lebih suka bicara yang lain saja. Aku
tidak mau mencari – cari sifat negetifnya. Aku takut dosa. Sekarang ini yang
aku pikirkan bagaimana aku segera sampai dirumah dan istirahat. Karena aku
kurang tidur selama tiga hari ini.” Jawab
Romi.
“Oke…
oke. Kalau kesana lagi aku mau mengawalmu.”
“Mengawal
apa ?”
___________________Insyaalloh bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setelah membaca lebih baik memberikan komentar......!!!