- Kelahiran Imam Malik
Beliau lahir dimasa pemerintahan Walid Bin Abdul Malik Al Umawy dan wafat dimasa Harun Al Rasyid Al Abbasy. Ia juga semasa dengan Abu Hanifah. Ia hidup didua era pemerintahan, Daulah Umayyah Dan Abbasiyah.
Imam Malik lahir disebuah desa bernama “Dzul Marwah”, sebelah utara Madinah. Nama lengkapnya adalah Malik Bin Anas Bin Abu Amir Bin Amr Bin Ghaiman Bin Khatsil Bin Amr Bin Harits.
Ibu Imam Malik bernama Ghaliyah Binti Syarik Bin Abdurrahman Bin Syarik Al Azdiyah. Keluarga Imam Malik dikenal sangat memperhatikan hadits dan fatwa.
- Masa Pertumbuhan
Pada mulanya Imam Malik menyukai nyanyian musik, kemudian ibunya menasihatinya, “Anakku, jika penyanyi itu berwajah jelek maka orang-orang tak akan tertarik. Tinggalkanlah nyanyian dan pelajarilah fikih.” Sebenarnya ibunya hanya memalingkan perhatiannya dari musik, sebab beliau memiliki wajah yang sangat tampan.
Ilmu yang didapati Imam Malik antara lain hadits, bantahan terhadap pengikut hawa nafsu, fatwa-fatwa shahabat, fikih tentang pendapat. Ia lihai dalam menuntut ilmu, sampai-sampai Ibnu Uyainah berkomentar, “Tak pernah aku lihat seseorang yang lihai dalam mencari ilmu melebihi malik.
- Guru-guru Imam Malik
1. Rabiah Bin Abi Abdurrahman
2. Nafi’, Budak Abdullah Bin Umar
3. Ja’far Muhammad Al Baqir
4. Muhammad Bin Muslim Az Zuhri
5. Abdurrahman Bin Dzakwan
6. Yahya Bin Saad Al Anshary
7. Abu Hazim Salamah Bin Dinar
8. Muhammad Bin Munkadir Abdullah Bin Dinar
- Perhatian Imam Malik Terhadap Hadits Nabi Saw
Imam Malik tidak mudah mempewroleh kedudukan ini sebab ia berkata sendiri, “Saya menulis dengan tanganku 100.000 hadits.”
- Imam Malik Mulai Mengajar
Referensi yang dijadikan Imam Malik sebagai penetapan hukum adalah:
1. Al quran
2. Sunnah nabi saw
3. Fatwa shahabat dan Ijma’
4. Amalan penduduk madinah
Bila beliau tak menemukan dalil dalam nash, maka merujuk kepada:
Istihsan, Urf, Sadd Adz Dzaroi’, Al Mashalih Al Mursalah dengan beberapa at:
1. Maslahat tersebut tidak menafikan pokok agama dan dalil qath’i
2. Maslahat tersebut dapat dicerna akal sehat
3. Tidak menimbulkan kesulitan bagi manusia
- Murid-murid Imam Malik
Zuhri, Ayyub Bin As Sahtiani, Abu Aswad, Rabiah Bin Abdurrahman, Yahya Bin Saadshari, Musa Bin Usbah , Hisyam Bin Urwah, Nafi’ Bin Abi Nuaim, Muhammad Bin Ajalan, Salim Bin Umayyah, Abu Nadzir, Sufyan Tsaury, Al laits Bin Saad, Hammad Bin Salamah, Hammad Bin Zaid, Sufyan Bin Uyainah , Abu Hanifah, Abu Yusuf, Syarik Bin Luhai’ah, Ismail Bin Abi Katsir, Abdullah Bin Wahab, Abdurrahman Bin Qasim, Asyhub Bin Abdul Aziz, Asad Bin Furat, Abdul Malik Bin Majisyur, Abdullah Bin Abdul Hakim, Muhammad Bin Hasan Asy Syaibany murid Abu Hanifah yang terkenal berkata, “aku tinggal dipintu rumah imam malik selama 3 tahun. Aku mendengar darinya 700 hadits.
- Imam Malik Berhadapan Dengan Penguasa
- Siksa Yang Diderita Imam Malik
- Kitab Al Muwattha’
- Komentar Ulama-Ulama Salaf Terhadap Imam Malik
2. Ibnu Mahdi berkata, “Tak ada orang yang lebih amanat terhadap hadits Rasulullah saw dimuka bumi ini selain Imam Malik.
3. Imam Syafii berkata, “Kalau ada atsar (ucapan shahabat dan tabiin) maka Imam Malik adalah bintang.
4. Abu Ayub Bin Suwad berkata, “Saya tidak pernah melihat orang sebagus haditsnya dibanding Malik Bin Anas.
5. Abu Hatim Al Razi berkata, “Imam Malik sangat dapat dipercaya, Imam penduduk Hijaz, ia mengokohkan pengikut-pengikut Al Zuhri. Ketika mereka berselisih pendapat, maka keputusan ada pada Imam Malik. Imam Malik adalah perawi yang paling takwa, paling murni haditsnya. Ia lebih menguasai hadits dibanding Atsaury Dan Al Auzai.
- Kata-kata Mutiara Imam Malik
2. Ilmu adalah cahaya tak akan bersemayam kecuali dalam hati yang takwa dan khusyu’
3. Orang yang suka menjawab tentang satu masalah maka ia menawarkan dirinya untuk surga atau neraka. Bagaimana keselamatannya besok diakhirat?
4. Bukanlah ilmu dengan banyaknya periwayatan tetapi ilmu adalah cahaya yang Allah letakkan didalam hatinya.
5. Tidak pantas bagi orang yang berilmu untuk mengungkapkan ilmunya kepada orang yang tak mampu menagkap ilmunyu, karena itu pelecehan terhadap ilmu.
- Antara Imam Malik Dan Laits Bin Saad
Imam Syafii berkata, “Al Laits Bin Saad lebih pandai dibanding Imam Malik, hanya saja ia disia-siakan oleh pengikutnya. Ibnu Hanbal berkata, “Al Laits itu banyak ilmunya dan haditsnya. Tak ada diantara penduduk Mesir yang lebih kokoh ilmunya sebanding dia, sungguh shahih haditsnya.
Beliau dilahirkan pada tahun 93 H dan wafat pada tahun 195 H empat tahun sebelum wafatnya Imam Malik.
- Kepribadian Imam Malik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setelah membaca lebih baik memberikan komentar......!!!