“Betul
cantik. Menurutku ia tidak sombong. Hanya karena ia punya masalah maka ia mudah
tersinggung. Insyaalloh lain kali aku akan pergi kesana lagi.
Karena penjual
nasi itu terlalu baik sifatnya. Tapi aku lebih suka bicara yang lain saja. Aku
tidak mau mencari – cari sifat negetifnya. Aku takut dosa. Sekarang ini yang
aku pikirkan bagaimana aku segera sampai dirumah dan istirahat. Karena aku
kurang tidur selama tiga hari ini.” Jawab
Romi.
“Oke…
oke. Kalau kesana lagi aku mau mengawalmu.”
“Mengawal
apa ?”
“Tampaknya
kamu tertarik sama putri penjual nasi krengsengan itu kan ?”
“Hemmm
…. Aku rasa kamulah yang tertarik kepadanya. Kalau aku biasa saja. Benci tidak,
sukapun juga tidak. Aku biasa saja.”
“Jangan
pura – pura Romi. Buktinya kamu akan kembali kesana lagi. Kamu ingin bisa
memandang wajahnya yang cantik kan ? Berarti kamu suka kepadanya. Awas ya !
Kalau kamu tidak suka bagaimana kalau aku yang suka kepadanya ?”
“Silahkan
saja ! Aku bersyukur kalau kamu tertarik kepadanya. Karena bila aku ada acara
ke Tuban setiap bulan sekali bisa mampir ditempamu. Bagus … bagus. Aku doakan
kamu jadian sama dia ya ?”
“Hemmm
… Jangan begitu ah. Aku hanya seloroh saja. Kalau aku jadian sama dia, terus
bagaimana dengan calonku yang sekarang masih di pesantren Langitan ?”
“Di
tukar saja.”
“Ditukar
bagaimana maksdumu ?”
“Siska untukmu
dan calonmu untukku. He he he ….Aku hanya canda lho. Jangan marah.”
Canda mereka berhenti ketika mereka sampai di
Kecamatan Tambak Boyo. Mereka turun dari mobil pick up itu. Mereka terus masuk
disebuah warung nasi untuk sarapan pagi.
Sinar
mentari pagi menyebar kesluruh dunia. Menyebarkan kehangatan. Membangkitkan
semangat bekerja bagi siapa saja.***
__________________________
Insyaalloh bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setelah membaca lebih baik memberikan komentar......!!!