Selasa, 03 April 2012

KASIH TAK SAMPAI. 3. GADIS ANGKER SANG PENODONG (bag. 15)


Romi diam, tidak bisa menjawab apa yang diungkapkan oleh Tiara tersebut. Ia diam seribu bahasa. Ia mendengar apa yang dikatakan Tiara itu benar – benar asing ditelinganya. Selama dipesantren ia tidak pernah mendengarkan kata – kata seperti itu.  Rayuan yang menjadikan Romi tersipu malu bercampur takut.
Romi melemparkan pandangannya kearah anak – anak kecil terminal yang lagi asik bermain – main air hujan. Anak – anak kecil yang lari kesana – kemari hanya memakai celana pendek saja. Mereka tampak bahagia dengan hujan lebat itu.

Romi berharap segera ada bis jurusan Jakarta. Ia tidak lagi menunggu bis Indonesia. Asal ada bis jurusan Jakarta ia akan naik saja. Ia benar – benar tidak enak duduk berlama – lama dengan Tiara, Si gadis cantik penodong cinta. Ia ingin segera lepas dari bahaya rayuan Tiara yang benar – benar sanggup menghanyutkan.

“Mengapa tidak di jawab mas ?” Tanya Tiara dengan nada kesal.

“Ma’af Tiara, aku tidak pandai menjawab pertanyaanmu.” Jawab Romi dengan suara terputus – putus.

“Masak menjawab ya begitu saja tidak bisa ?”

“Betul. Aku tidak bisa menjawab ya. Karena jawaban itu akan bisa menjerat dan membelitku.”

“Menjerat dan membelitmu ? Aneh sekali. Menjerat yang bagaimana ?”

“Aku saat ini sedang menempuh pelajaran akhirku dipesantren. Dengan aku menjawab ya, maka itu akan beresiko tinggi. Aku bisa gagal mendapatkan syahadah (ijazah) sekolahku dipesantren.”

“Okelah kalau begitu. Aku sekarang hanya ada satu permintaan saja. Bolehkah ?”

“Kalau aku senggup memenuhi ya akan aku kasih. Kalau tidak mohon ma’af saja. Permintaan apa itu ?”
“Aku hanya minta nomor HP.”

“Ma’af Tiara ! Aku tidak bisa memberikan nomor HPku.”

“Hemmm … Mas Romi tampak ramah, ternyata sangat sombong. Dalam keramahan dan ketampananmu ternyata tersimpan ego dan kesombongan yang luar biasa besar. Hanya diminta nomer HP saja tidak mau memberikan. Sok alim. Awas lain kali ya !”

Romi ingat beberapa hadits yang pernah dipelajari di pesantren Sarang diantaranya :

1.       Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim yang artinya : “Tiada aku meninggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada godaan wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)”

2.      Haadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya : Janganlah laki-laki berduaan dengan perempuan (lain) kecuali perempuan itu didampingi mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan perjalanan (musafir) kecuali didampingi mahramnya. (HR. Muslim)

Maka ia berusaha untuk menghindari Tiara. Ia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju pinggir bangunan tempat istirahat terminal itu.

Hujan masih sangat lebat. Bahkan semakin lebat. Gemuruh suara air hujan sanggup meredam suara pembicaraan antara Romi dan Tiara bagi orang – orang yang duduk di sekitarnya. 

Saat itu Tiara sangat geram terhadap tingkah Romi. Pemuda yang lugu, dengan pakaian yang terlalu lusuh itu tidak mau menerima perasaan hatinya. Padahal penampilan Romi tidak lebih gaya dibanding dengan kawan – kawan kuliahnya. Romi hanyalah Romi. Kaos yang dipakainya sudah terlalu kusam, celananya lusuh, sandal carvilnya sudah terlalu usang untuk dipakai dilingkungan kota Metropolitan Surabaya. Tetapi Romi sanggup menolak perasaan hati Tiara.
_____________________
Insyaalloh bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah membaca lebih baik memberikan komentar......!!!