Selasa, 03 April 2012

KASIH TAK SAMPAI 2. PIPI HANCUR BERKEPING - KEPING (bag.12)


“Tidak usah repot mengantar segala. Tidak usha kerumahku. Rumahku dikampung. Jalannya jelek. Berlumpur kalau musim penghujan semacam ini. Dan berdebu kalau musim kemarau. Aku takut sama abah dan ummiku. Terima kasih atas tawarannya. Tapi biarlah aku naik taxi saja. Sopir taxi juga butuh pemasukan. Aku tidak ingin merepotkan Mbak Tiara.” Jawab Romi sambil mengulurkan tangannya kearah tangan Hasan.

Setelah itu Romi memberhentikan taxi yang melaju dari arah timur. Sesaat kemudian taxi berhenti. Setelah pintu taxi terbuka Romi segera masuk ke taxi dan mengucapkan salam.
Pintu taxi di tutup oleh Romi pelan – pelan sambil melambaikan tangan tanda perpisahan. Kemudian taxi mulai berjalan menuju kebarat.
“Sebentar …! Tunggu dulu…!” Teriak Tiara.
Taxi berhenti sebentar. Tapi Tiara tidak mendekati taxi itu. Ia hanya mengeluarkan HP dari sakunya. Ia hanya tampak memencet - mencet nomor HPnya saja. Maka tidak lama kemudian taxi melaju kearah barat dengan kencang.
Tiara menyambut lambaian tangan Romi dengan lambaian tangan pula. Dia mengantarkan kenalan barunya, Romi hanya dengan lambaian tangan dan pandangan matanya. Dia melambaikan tangan sampai taxi tidak tampak lagi. Ia baru sadar ketika Hasan menegurnya.
Ketika taxi sudah tidak tampak dari pandangan matanya Tiara merasa ada sesuatu yang hilang. Sebagian hati Tiara terbawa oleh Romi. Angannya terbang melayang menuju kesuatu tempat dimana Romi berada.  Perasaannya hampa, sehampa malam yang gelap gulita, sunyi dan sepi. Hatinya galau.
Kesepian Tiara disambut dengan hujan yang mulai turun. Pertama rintik – rintik. Lama – lama hujan bagaikan air yang ditumpahkan. Hujan sangat deras. Sehingga tidak lama kemudian air di parit – parit mengalir dengan kencang. Kemudian air parit tumpah kejalan – jalan. Jadilah banjir.
_____________________________
Insyalloh bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah membaca lebih baik memberikan komentar......!!!