Senin, 02 April 2012

KASIH TAK SAMPAI 2. PIPI HANCUR BERKEPING - KEPING (bag.9)


“Mau kemana mas ?” Tanya Tiara kepada Hasan.

“Mau ke terminal, mengantarkan tamu balik ke pesantren.” Jawab Hasan.

“Ouw… Memangnya ada tamu.  Sejak kapan tamu menginap dirumah mas Hasan ?”

“Sejak tadi malam.”

“Kok buru – buru pulang. Padahal masih semalam.”

“Ada tugas di pesantren yang harus diselesaikannya.”

“Ok. Mari mas !”

“Mau kemana Tiar ?”

“Mau les bahasa Jepang.”

“Ok. Hati – hati ya !”

“Tashikani (tentu).”

Gadis cantik, Tiara itu menstart motornya langsung tancap gas. Ia melaju kearah barat dengan kencang.  Ia tidak menoleh kebelakang lagi. 

Saat Hasan dan Tiara berbincang – bincang hati Romi sempat bergetar. Tampaknya ia mengagumi Tiara. Mengagumi kecantikannya. Mengagumi keramahannya. Mengagumi kesopannya. Mengagumi semangatnya. Semangat belajar Bahasa Jepang. 

Romi sempat iri terhadap Tiara. Ia ingat perintah Al – Qur’an untuk saling kenal – mengenal seperti yang tertera dalam surat Al – Hujurot ayat 13 yang artinya Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Maka tidak mungkin bisa kenal – mengenal dengan baik kalau tidak memahami bahsanya. Jepang adalah Negara maju, maka sangat pas kalau belajar Bahasa Jelang. Begitu pikir Romi. 

“Bagaimana ? Cantik kan dia ? Tertarikkah kamu ?”

“Luar biasa, sangat cantik. Setiap lelaki yang normal tentu tertarik ketika memandang kecantikan wajah Tiara. Karena wajah Tiara memang benar – benar cantik.  Tetapi apakah kecantikan wajah Tiara itu tembus sampai batin ? Bagiku kecantikan yang sebenarnya itu, bukan saja cantik wajahnya, lahirnya saja. Kecantikan yang aku harapkan adalah kecantikan lahir  yang menembus batin. Wajahnya cantik dan akhlaqnya mulia. Memang tidak gampang untuk mendapatkan mar’ah yang aku sebutkan itu. Tetapi bukannya tidak ada lagi. Walaupun jarang mesti masih ada. Kalau kita jalani hidup ini dengan jalan Alloh insyaalloh kita akan bisa mendapatkan mar’ah ajmal min tilkal mar’ah (gadis yang lebih cantik dari pada hanya sekedar gadis tadi).”

“Jujur sajalah ! Tidak usah berbelit ! Tentu kamu menyukainya bukan ? Asal tahu saja dia bernama Tiara. Dia sedang kuliah di fakultas hukum, semester 3.”

“Aku katakan jujur saja, bahwa aku mengaguminya. Tapi aku tidak ingin memilikinya.”
“Kenapa ?”

“Banyak hal. Tidak bisa aku uraikan. Takut menyinggung perasaanmu dan perasaannya juga jika suatu ketika ia mendengarkan apa yang aku sampaikan kepadamu.”

_______________________________
Insyalloh bersambung ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah membaca lebih baik memberikan komentar......!!!