“He
he he… Pak sopir ini ada – ada saja. Pak sopir baru tahu sepintas kan ? Aneh banget. Bisa menilai orang secepat itu.
Aku saja belum kenal kok. Kenalnya ya di jalan itu tadi.”
“Tapi
kenapa wanita itu menitipkan mas kepadaku?”
“Ah
jangan berlagak seperti mak jomblang pak sopir ! Tidak lucu.”
“He
he he … Kamu tidak percaya ya ? Ini baca SMS darinya yang baru dikirim
kepadaku.”
“Pak
sopir ini pandai pula merayu penumpangnya agar berlangganan. Aku salut banget
sama pak sopir. Sanggup membuat penumpangnya bisa menikmati perjalanan.”
“Maukah
mendengarkan isi SMS darinya ? Biar aku bacakan kalau mau.”
“Pak
sopir ini ada – ada saja. SMS dari orang lain untuk orang lain pula mau
ditunjukkan kepadaku. Ya jelas tidak nyambung sama sekalilah pak.”
“Percaya
atau tidak tentu pada saatnya kamu akan percaya kepadaku.”
“Mana
mungkin aku percaya sama pak sopir. Bagaimana dia tahu nomer HP pak sopir ?”
“Sudah
aku baca dulu SMS darinya. Nanti akan aku tunjukan bagaimana dia bisa tahu
nomer HPku.”
“Oke
… Menarik juga rayuanmu pak sopir. Sekarang bacalah SMS darinya. Aku jadi
penasaran juga !”
“Ini
bunyi SMSnya “Pak Sopir hati – hati ya ! Jaga baik – baik tunanganku !
Antarkan sampai terminal dan layani dengan baik”.”
“He
he he … Pandai pula pak sopir ini membual ya. Coba aku yang baca.”
Sopir
taxi itu memberikan HPnya kepada Romi. Agar Romi membacanya sendiri SMS dari
seseorang yang katanya dari Tiara.
Romi
membaca SMS yang bunyinya persis seperti apa yang dibacakan sopir taxi itu. Ia
melihat tanggal dan jam pengiriman. Ternyata SMS itu baru saja dikirim. Ia
bingung, penasaran terhadap bunyi SMS itu. Ia mengerutkan keningkan, berfikir
untuk mencari tahu tentang SMS itu. Ia berfikir mungkin sopir itu membawa dua
HP. Lantas sopir itu SMS dari HP yang disembunyikan kepada HP yang dia pegang.
Sehingga seakan – akan SMS itu dari seseorang yang ada dijauh sana.
Atau
sopir sudah biasa main sandiwara. Ia SMS temannya agar temannya SMS pada pak
sopir yang isinya sesuai dengan permintaan pak sopir. Tujuannya agar pak sopir
dapat langganan.
Dalam
kebingungan dan diliputi rasa penasaran itu Romi menemukan cara untuk bisa
mencari tahu teka – teki yang sedang dihadapi.
“Pak
sopir, bolehkan aku minta pulsanya sedikit ? Nanti akan aku ganti pulsa itu.”
Pinta Romi.
“Boleh
– boleh saja. Mau SMS kemana ?” Jawab sopir taxi itu.
“Mau
SMS balik ke nomor yang SMS ini.”
“Ooo….
Silahkan saja. Tapi hanya sekali saja ya ?”
“Kenapa
?
“Pulsanya mau habis.”
“Baiklah.”
Belum
lagi Romi SMS balik kepada nomor yang mengirim SMS HP itu, HP tersebut
berdering. Maka buru – buru pak sopir taxi itu meminta kembali HPnya. Kemudian
sopir membuka HP tersebut.
“Sore
pak sopir ! Sudah sampai mana sekarang ? Sudah sampai terminal apa belum ?”
Suara dari pemanggil melalui HP itu.
“Sudah
sampai non. Ini aku mau mengantarnya kemasjid. Ia mau sholat ashar dulu
katanya.” Jawab sopir.
“Oke
… Trima kasih pak sopir.”
“Oke
… sama – sama.” Jawab pak sopir kepada penilpun tersebut.
Selesai
berbicara di tilpun itu sopir taxi tersebut memandang kearah Romi duduk.
Beberapa saat kemudian bertanya kepada Romi.
“Mas
kenal apa tidak suara wanita yang baru saja menelpunku ?” Tanya pak sopir
kepada Romi.
“Aku
tidak kenal sama sekali suara wanita itu.” Jawab Romi.
“Wanita
yang menilpun ini tadi adalah wanita yang ngobrol dengan mas di perumahan tadi.”
“Bagaimana
mungkin dia tahu nomor pak sopir? Apakah dia langganan tetap pak sopir ?”
“Bukan.
Dia bukan langgananku. Asal tahu saja mas. Mobil taxi ini kan ada nomor urut
bodi dari perusahaan taxi ini. Dan ada pula nomor tilpun kantor. Tampaknya
wanita cantik tersebut mencatat nomor tilpun kantor. Setelah itu dia tilpun
kantor untuk meminta nomor HP sopir taxi nomor bodi taxi ini. Maka ketika dia
SMS kepada nomor HP yang diberikan oleh kantor, tersambunglah denganku. Begitulah
caranya dia bisa tahu nomor HPku mas.”
“Ooo
… ya… ya … Sudahlah pak sopir, mundur saja ke dekat masjid. Ini sudah terdengar
suara adzan ashar. Aku mau segera ikut jama’ah sholat ashar.”
“Ok.”
Taxi
itu mundur mendekat ke jalan kecil sebelah selatan masjid. Hujan masih sangat
deras. Maka ketika pintu taxi dibuka beberapa anak kecil mendekat dan
menawarkan jasa payungnya. Romi menumpang berteduh di payung seorang anak kecil
sampai dimasjid. Setelah sampai masjid ia menyodorkan uang dua ribuan kepada
anak kecil penjual jasa payung tersebut. Dia menolak menerima kembalian uang
seribuan dari anak kecil itu.
_____________________________
Insyaalloh bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setelah membaca lebih baik memberikan komentar......!!!